Saturday, December 20, 2008
Wednesday, December 10, 2008
Tuesday, December 02, 2008
Sunday, September 07, 2008
Monday, September 01, 2008
Poster Digital Studio
Silver Award Poster (Graphic Design Pinasthika 2008) & The Best Illustration (Graphic Design Pinasthika 2008)
Tuesday, August 19, 2008
Monday, August 18, 2008
Sunday, August 17, 2008
TV PSA 17 Agustus 2008 (120")
Tim dari Gudang Garam, Petakumpet dan Orangewaterland
Shooting adegan roda muter
Halllllaaaaaahhh sopo iki?
Budi mandi pagi... brrrrr...
Kru mepet ke pinggir nanti bayangannya nongol di cermin
TV PSA Gudang Garam ini bercerita tentang bagaimana seorang anak bangsa memaknai kemerdekaan, 63 tahun setelah proklamasi 17 Agustus 1945. Seorang anak usia sekolah dasar (Budi namanya) yang hidup hanya bersama ibu dan dua adiknya, tanpa ayah. Setiap hari harus bangun saat subuh, membantu ibunya membawa gerabah untuk dijual ke pasar.
Desanya jauh dari pasar, lebih jauh lagi ke sekolah. Sehingga jika ia tak bangun pagi-pagi benar, ia akan terlambat sekolah. Pada 17 Agustus 2008, Budi bangun pagi seperti biasa. Diboncengkan ibu ke pasar bersama keronjot berisi gerabah lalu menaiki sepeda sendiri ke sekolah. Budi ngebut karena hari itu upacara bendera.
Di tengah jalan, tiba-tiba ia melihat kecelakaan. Seorang Ibu diserempet motor, berasnya berhamburan di tengah jalan. Dua pilihan di depan matanya: menolong ibu tadi atau datang tepat waktu ke upacara sekolah. Apakah Budi mengikuti kata hatinya untuk menentukan pilihan? Apa yang akan terjadi? Silakan saksikan iklannya di televisi nasional selama peringatan kemerdekaan ke-63 tahun ini.
Sebuah pilihan yang tidak mudah, bagaimanapun: kemerdekaan sejati hadir dari keberanian mengikuti kata hati.
The Teamwork
Client: PT. Gudang Garam Tbk. // Product : Gudang Garam Corporate 17 Agustus // Version: PSA Kemerdekaan Sejati // Duration : 120” // Agency: PT Petakumpet Creative Network // Creative Director: M. Arief Budiman, S.Sn // Creative Group Head: Dedi Rokkinz // Copywriter: Husny Muarif // Account Director: S.Y Eri Kuncoro // Account Manager: Mareta Ayuningtyas // Production House: Orangewaterland // Executive Producer: Paquita Wijaya // Producer: Dina Ponsen // Film Director: Iman Brotoseno // Photographer: Wisnu Ari Bowo // Music: Twodees – Damerian Hutabarat // TC: G1 // Post: G1
The Teamwork
Client: PT. Gudang Garam Tbk. // Product : Gudang Garam Corporate 17 Agustus // Version: PSA Kemerdekaan Sejati // Duration : 120” // Agency: PT Petakumpet Creative Network // Creative Director: M. Arief Budiman, S.Sn // Creative Group Head: Dedi Rokkinz // Copywriter: Husny Muarif // Account Director: S.Y Eri Kuncoro // Account Manager: Mareta Ayuningtyas // Production House: Orangewaterland // Executive Producer: Paquita Wijaya // Producer: Dina Ponsen // Film Director: Iman Brotoseno // Photographer: Wisnu Ari Bowo // Music: Twodees – Damerian Hutabarat // TC: G1 // Post: G1
Friday, August 15, 2008
Saturday, August 09, 2008
Bagus Saja Tidak Cukup
Dikutip dari Artikel di SINDO, Saturday, 09 August 2008
SLOGAN”Good is Not Enough” sengaja didengungkan untuk para kreator agar tetap mampu bersaing secara sehat.
Mereka yang tergabung dalam Petakumpet pun mengusung slogan tersebut. Menurut Chief Creative Officer Petakumpet Arief Budiman, ide segar sangat dibutuhkan semua pihak. Untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain, semua pihak juga harus berkompetisi secara sehat, terutama dalam mengomunikasikan pesan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Bergerak di dunia kreatif memberikan keasyikan tersendiri pada Arief. Sebetulnya Arief sempat kuliah satu tahun di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Namun, belakangan dia malah tidak tertarik dengan bidang ilmu tersebut. Bisa ditebak, Arief lantas keluar dari kampus lamanya dan pindah ke Jurusan Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta. ”Dunia kreatif sebenarnya milik semua orang. Saat menjual barang atau jasa, bagus saja kurang cukup sehingga perlu cara kreatif untuk menjualnya. Di sinilah peran kami untuk bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut,” kata Arief, yang komunitasnya diramaikan dengan surat berantai di petakumpet@yahoogroups.com.
Seperti perusahaan lain, Petakumpet juga pernah gagal. Ini yang selalu mengusik Arief dan kawan-kawan. ”Jika perusahaan harus gagal suatu hari nanti, semoga itu terjadi 100 tahun lagi. Mungkin 1000 tahun lagi seperti yang diharapkan Chairil Anwar. Tapi, tidak besok pagi,” timpal Arief, yang telah menerbitkan buku berjudul Jualan Ide Segar.
Meski komunitas Petakumpet masih ada, beberapa anggotanya sudah berpencar ke perusahaan yang berbeda. Ada yang masih bergabung dengan PT Petakumpet, ada pula yang bekerja di bidang ataupun perusahaan lain. Account Executive PT Petakumpet, Alda Arinaldi, baru bergabung dengan perusahaan desain grafis ini dua bulan lalu.
Alda tidak pernah tergabung dalam komunitas Petakumpet. Namun, kedekatan dengan Itok pada masa sekolah dulu, membuatnya tertarik pada dunia desain grafis. Apalagi latar belakang Alda yang lulusan fakultas ekonomi sama sekali tidak sinkron dengan dunia desain grafis. Namun, alumnus STEKPI Kalibata, Jakarta, angkatan 1993 ini optimis dapat menjadi corong bagi Petakumpet agar mampu memasarkan jasa desain mereka. Kantor pusat Petakumpet ada di Yogyakarta. Sementara Alda bekerja dari Jakarta, di kantor representasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
”Karyawan Petakumpet kadang diambil dari komunitas Petakumpet maupun dari luar. Pokoknya kami gaji secara profesional. Lain dengan komunitas biasa,” katanya. (didik purwanto)
Sumber asli artikel SINDO dari sini
SLOGAN”Good is Not Enough” sengaja didengungkan untuk para kreator agar tetap mampu bersaing secara sehat.
Mereka yang tergabung dalam Petakumpet pun mengusung slogan tersebut. Menurut Chief Creative Officer Petakumpet Arief Budiman, ide segar sangat dibutuhkan semua pihak. Untuk bisa bersaing dengan perusahaan lain, semua pihak juga harus berkompetisi secara sehat, terutama dalam mengomunikasikan pesan produk ataupun jasa yang ditawarkan.
Bergerak di dunia kreatif memberikan keasyikan tersendiri pada Arief. Sebetulnya Arief sempat kuliah satu tahun di Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Namun, belakangan dia malah tidak tertarik dengan bidang ilmu tersebut. Bisa ditebak, Arief lantas keluar dari kampus lamanya dan pindah ke Jurusan Desain Komunikasi Visual ISI Yogyakarta. ”Dunia kreatif sebenarnya milik semua orang. Saat menjual barang atau jasa, bagus saja kurang cukup sehingga perlu cara kreatif untuk menjualnya. Di sinilah peran kami untuk bisa menjadi solusi atas permasalahan tersebut,” kata Arief, yang komunitasnya diramaikan dengan surat berantai di petakumpet@yahoogroups.com.
Seperti perusahaan lain, Petakumpet juga pernah gagal. Ini yang selalu mengusik Arief dan kawan-kawan. ”Jika perusahaan harus gagal suatu hari nanti, semoga itu terjadi 100 tahun lagi. Mungkin 1000 tahun lagi seperti yang diharapkan Chairil Anwar. Tapi, tidak besok pagi,” timpal Arief, yang telah menerbitkan buku berjudul Jualan Ide Segar.
Meski komunitas Petakumpet masih ada, beberapa anggotanya sudah berpencar ke perusahaan yang berbeda. Ada yang masih bergabung dengan PT Petakumpet, ada pula yang bekerja di bidang ataupun perusahaan lain. Account Executive PT Petakumpet, Alda Arinaldi, baru bergabung dengan perusahaan desain grafis ini dua bulan lalu.
Alda tidak pernah tergabung dalam komunitas Petakumpet. Namun, kedekatan dengan Itok pada masa sekolah dulu, membuatnya tertarik pada dunia desain grafis. Apalagi latar belakang Alda yang lulusan fakultas ekonomi sama sekali tidak sinkron dengan dunia desain grafis. Namun, alumnus STEKPI Kalibata, Jakarta, angkatan 1993 ini optimis dapat menjadi corong bagi Petakumpet agar mampu memasarkan jasa desain mereka. Kantor pusat Petakumpet ada di Yogyakarta. Sementara Alda bekerja dari Jakarta, di kantor representasi di kawasan Mega Kuningan, Jakarta Selatan.
”Karyawan Petakumpet kadang diambil dari komunitas Petakumpet maupun dari luar. Pokoknya kami gaji secara profesional. Lain dengan komunitas biasa,” katanya. (didik purwanto)
Sumber asli artikel SINDO dari sini
Tuesday, August 05, 2008
The Most Creative Agency 2008
Syukur Alhamdulillah, tahun ini Petakumpet kembali terpilih sebagai The Most Creative Agency Baskara sekaligus The Most Creative Graphic Design Agency. Penghargaan dan terima kasih yang luar biasa untuk tim kreatif Petakumpet yang dikomandani Dedy dan Danan yang telah mewujudkan malam yang indah ini. Juga untuk keluarga besar Petakumpet: penghargaan ini hadir untuk kalian semua.
Monday, August 04, 2008
Sunday, August 03, 2008
Book Launching Chief Creative Officer Petakumpet
Ballroom Melia Purosani Hotel, 2 Agustus 2008, 15.30 WIB - selesai. Cerita selengkapnya bisa dibaca disini.
The Most Creative Agency, Again!
The Rokkinz: The most narcist leader in creative team
The Show Time
The Petakumpet Team and Mr. Harris Dentsu
The Fresh Team: young and talented
Friday, August 01, 2008
Tuesday, June 10, 2008
Sunday, June 08, 2008
Jangan Lupa Beli Concept 23
Berangkat dari brief yang mengusung tema Environmental Graphic Design (EGD) maka Cover Majalah Concept Edisi 23 kali ini mengambil tema pasar tradisional yang hiruk-pikuk dengan banyaknya signage petunjuk arah dan tempat yang tidak dihiraukan orang-orang, tertutupi oleh ramainya pasar, atau bahkan malah dimanfaatkan penjual sebagai tempat mangkal. Hal itu menunjukkan bagaimana mengoptimalkan EGD itu sebagai alat bantu visual pada suatu tempat, apalagi di pasar tradisional yang begitu riuh dan bebas. Secara keseluruhan, perspektif sketsa mengambil angle bird view, namun untuk mendapatkan angle seperti itu semuanya dimulai dari bawah, lalu dengan kemampuan improvisasi Yudi Sulistya (Senior Illustrator Petakumpet) yang memang sudah terbiasa dengan hal itu, menjadikan pengerjaan itu mengalir begitu saja.
Referensi yang diambil untuk mendapatkan suasana penjual makanan, perkakas, burung, warung sembako/kelontong, dan lain-lain yang tradisional dan unik tak lepas dari suasana pasar di Jogja diantaranya: Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, dan Pasar Malem Sekaten, tidak termasuk Pasar Kembang. Anda tahu lah mengapa. He he he… Suasana pasar dirancang berada di antara bangunan tua yang masih bertahan di Jogja, kemudian untuk membuat keadaan menjadi lebih hingar bingar lagi (dan Jogja banget), maka ditambahkan aksi copet yang sedang dikejar-kejar massa, Satpol PP, kinciran Petruk-Gareng, sinden keliling, sampai punk jalanan dan anak yang sedang bermain layangan di atap. Dunia binatangpun turut ambil bagian lewat parade kejar-kejaran ayam dan kucing di atas atap.
Sedangkan untuk logo CONCEPT sendiri di-develop menjadi sebentuk signage traditional promotion pada rangka bambu yang sedang dipasang oleh para tukang.
Proses penciling dan inking hanya mengandalkan pensil mekanik dan pena Drawing 0.1 kemudian setelah di-scan, proses pewarnaan pun dimulai dengan Adobe Photoshop CS2. Kolaborasi coloring antara M. Arief Budiman dan Yudi Sulistya (bayangkan sendiri teknik mewarnanya seperti apa), menghasilkan nuansa pasar yang riuh tapi eksotis.
Pewarnaan dimulai dari yang sederhana yaitu menentukan warna dasar objek, lalu blocking area seleksi, dan dilanjutkan pewarnaan objek yang disesuaikan dengan pencahayaan dan bayangan (lighting and shading). Setelah terisi semua, barulah ditambahkan warna-warna untuk detail object dan texturing.
Pada tahap akhir, barulah dimasukkan sign system yang telah disiapkan oleh Dedy aka. Rokkinz dengan teknik digital composing.
Teamworkz:
- Dedy aka. Rokkinz (art direction)
- Yudi Sulistya (pencil, ink, colour)
- M. Arief Budiman (colour)
- Husni Mu’arif (copy writing)
Sunday, June 01, 2008
Kolase Curahan Hati
Di salah satu dinding departemen kreatif yang dikelilingi kaca, ada sebuah space berukuran 1,5 x 2 m yang akhirnya menjelma semacam majalah dinding, yang justru makin sering mengarah sebagai pelampiasan penyakit narsis yang tak kunjung sembuh. Ini sebuah media yang bebas untuk berekspresi (atau bebas juga untuk sekedar tersenyum kecut melihatnya). Kreativitas dan kegilaan sesaat butuh ruang: di dinding ini curahan hati mereka. Yang mendayu-dayu dan meratap pilu meskipun diekspresikan secara garang. Tak selalu manis memang, tapi juga melulu pahit. Yang paling sering: noraknya itu!
Friday, February 22, 2008
Nongol di Majalah Basis
Karya Master Yudi di Biennale Jogja ternyata malah dijadikan Cover Majalah Basis, selamat yaa.. Toppp banget deh :)
Friday, January 11, 2008
Petakumpet di Pameran Yogya Biennale IX
The making by Yudi
The trial installation before opening
The last check before opening
The make up for details
Petakumpet hadir atas undangan Kurator Pameran Senirupa "Yogya Biennale IX/2007 bertajuk "Neo-Nation" yang digelar di tiga tempat, yakni Yogya National Museum, Taman Budaya Yogyakarta dan Sangkring Art Space Yogyakarta. Diwakili oleh Yudi Sulistya (Senior Illustrator) dan tim kreatif, meghadirkan karya instalasi mix media yang unik berupa robot setinggi 2 m yang dikombinasikan dengan televisi yang terus menyala dengan sebagian layarnya ditutup stiker bergambar babi yang ekornya terbakar. Pengin tahu mengapa begitu? Pengin ngerti apa konsep penciptaan di belakangnya? Penasaran? Kunjungi pamerannya di Yogya National Museum, Gampingan 1 Yogyakarta. Pameran akan berlangsung dari 28 Desember 2007 hingga 28 Januari 2008.
Subscribe to:
Posts (Atom)