Sunday, December 06, 2009

Lupakan Sukses di Masa Lalu

Ditemui di sela-sela kesibukannya di Jakarta, M. Arief Budiman (Executive Creative Director Petakumpet) menjawab beberapa pertanyaan dari tim Pinasthika tentang perkembangan agency-nya setelah meraih The Most Creative Agency Baskara dan The Most Creative Graphic Design Agency tahun 2008 lalu.

Berikut laporannya:

Pinasthika (P): Apa kabar Mas? Lagi sibuk banget kayaknya?

Arief (A): Ah, biasa aja. Kebetulan saja klien yang di-handle ini sedang ada event nasional sehingga koordinasinya lebih mudah jika dilakukan di Jakarta.

P: Jadi pekerjaannya pindah ke Jakarta nih?

A: Tidak, tidak, tidak. Kita hanya mengaktifkan Representative Office kok, semua pekerjaan kreatif dilakukan di Jogja. Alhamdulillah perkembangan internet yang luar biasa telah mempermudah banyak proses kerja kita, baik via email, upload, download maupun yang lainnya.

P: Bagaimana pandangan Petakumpet terhadap sebuah award?

A: Kalau kita terbiasa menghasilkan karya kreatif dengan kemampuan terbaik kita, maka yang namanya award itu cuma bonus. Jika yang kita hasilkan mendapatkan apresiasi berupa award, itu hanya bonus. Yang terpenting adalah bahwa kita harus senantiasa bisa mengalahkan diri sendiri sebagai kompetitor terbesar, melupakan kesuksesan di masa lalu, menghasilkan sesuatu dengan lebih baik lagi.

P: Adakah target tertinggi dalam pencapaian sebuah award?

A: Standar pencapaian kreatif tentu saja selalu harus ditingkatkan. Apakah itu bentuknya Pinasthika, Citra Pariwara, Cannes Lions, Clio, ataupun Adfest Asia Pacific Adfest - itu sudah masuk dalam list kita - tapi sekali lagi bukan itu tujuannya, itu hanyalah benchmarking dari standar kualitas ataupun output kreatif kita dalam industri ini. Upaya meraih award itu sesungguhnya adalah perjuangan yang dilakukan setiap hari, tidak hanya ketika sedang terjadi kompetisi atau festival saja.

P: Apakah banyaknya order ini efek dari mendapatkan The Most Creative Agency tahun lalu?

A: Ya, Pinasthika merupakan media terbaik bagi agency manapun untuk bisa stand out, keluar dari kerumunan agency-agency lainnya dalam hal creative achievement. Saya kira tidak cuma Petakumpet, banyak agency lainnya juga mendapat manfaat terbangunnya brand agency karena pencapaian mereka yang bagus di kompetisi kreatif ini.

P: Ok Mas, ngomong-ngomong apa sih cita-cita Petakumpet ke depan?

A: Mencapai cita-cita adalah satu hal yang harus diperjuangkan, seperti misalnya di Pinasthika mendapat predikat Agency of the Year. Atau dalam jangka panjang: menjadi The Most Admired Company in The World dan jadi cover di Fortune Magazine.

Tapi belakangan saya tahu bahwa yang terindah itu bukan mendapatkan yang kita impikan, tapi meneruskan yang kita dapatkan kepada yang lebih membutuhkan.

P: Wee… dalem nih, btw setelah apa yang dicapai Petakumpet, sebenarnya mau diarahkan ke mana lagi sih Mas pencapaiannya?

A: Pada tahun 2006, dalam presentasi saya di final International Young Creative Entrepreneur saya pernah menuliskan: Someday Creative Industry will lead entire industry. Bahwa suatu hari nanti industri kreatif - dimana Petakumpet berada di dalamnya - akan menjadi leader bagi keseluruhan industri, sesuatu yang sampai sekarang masih jauh dari kenyataan. Tapi saya yakin bahwa perusahaan di masa depan adalah perusahaan yang mendasarkan pengembangannya pada kreativitas dan bukan sekedar pada teknologi atau backbone yang lain. Karena kreativitas adalah kunci bagi perusahaan untuk mampu memberikan manfaat yang lebih luas kepada masyarakat.

P: Setiap perusahaan mengalami naik dan turun kan ya Mas. Apa yang menjadi bahaya terbesar bagi Petakumpet?

A: Yang paling berbahaya bagi sebuah perusahaan yang sedang berkembang adalah merasa bahwa kesuksesan itu mudah didapat, kesuksesan itu take it for granted, sehingga dia tidak mau mengembangkan dirinya lagi. Padahal saat kita berhasil memahami sesuatu atau mencapai sesuatu hari ini, mungkin besok pagi itu sudah basi. Jadi kita harus selalu memperbaharui pengetahuan, kemampuan, kapabilitas dan kepercayaan yang diberikan oleh klien dan masyarakat kepada perusahaan kita. Hanya dengan itu kita bisa menjadi jauh lebih baik ketimbang yang kemarin. Perusahaan yang ingin sukses dalam jangka panjang memerlukan syarat itu untuk melanjutkan perjalanannya ke masa depan.

P: Bagaimana dengan kompetitor? Apa pandangan Mas Arief tentang kompetisi kreatif yang semakin keras belakangan ini?

Saya tidak pernah berfikir kompetitor bisa menghancurkan perusahaan kita. Dari fakta yang dialami perusahaan-perusahaan besar, perusahaan itu biasanya hancur karena dirinya sendiri. Kalau kita lihat Enron, Goldman & Sachs, Citibank, AIG dan perusahaan-perusahaan besar di Amerika itu sebagian besar runtuh karena salah urus, bukan karena kompetitornya lebih kuat. Jadi yang terpenting bagi sebuah perusahaan untuk survive adalah kemampuan mengontrol manajemennya sendiri, mengontrol dirinya sendiri, karena jika itu semua bisa dilakukan dengan baik, sulit bagi kompetitor untuk bias bisa mengalahkannya.

P: Apa pandangan Mas Arief tentang kesuksesan?

A: Sebuah perusahaan mencapai kesuksesan itu bisa dengan susah payah, bisa dengan lancar, atau bahkan seperti lewat di jalan tol. Kalau kita hanya memanfaatkan kemampuan kita sendiri tanpa menggunakan daya ungkit (leverage) seperti branding, networking, dll. termasuk daya ungkit yang terbesar adalah Tuhan untuk membantu kita mencapai cita-cita, perusahaan itu akan susah payah untuk bergerak ke atas. Kesuksesan selalu harus dimaknai ulang artinya kesuksesan yang hanya ditentukan sekali lalu tercapai pasti akan mengurangi hasrat dan gairah kita untuk jadi lebih baik. Jadi setelah kesuksesan dicapai, kita harus mengulang start dari awal lagi. Pencapaian itu akan menjadi standar paling bawah, kita naikkan ke level yang lebih tinggi dan seterusnya. Kesuksesan itu bukanlah sebuah tanda titik, tapi koma.

P: Mas bagaimana agar kita bisa menjual ide kita dengan harga yang pantas, tentu saja mahal lebih baik kan daripada murah? He he he…

Syarat untuk menjual jasa kreatif kita dengan harga yang pantas ada 3 hal: yang pertama adalah dengan menunjukkan bahwa kita capable, punya kemampuan untuk mengerjakan tanggung jawab kreatif yang diberikan kepada kita. Yang kedua, mendapatkan jenis pekerjaan yang tepat yang bisa dijual mahal. Kalo pekerjaannya bikin kreatif retail dan lingkupnya lokal saja tentu agak sulit dijual mahal, tapi jika kita udah bicara konsep kreatif dan skalanya nasional bahkan internbasional malah agak aneh klo dijual murah. Yang ketiga, kita harus ketemu dengan klien yang tepat. Walaupun kita punya kapabilitas dan menangani pekerjaan yang tepat, tapi jika tidak menemukan klien yang tepat, perhargaan kreatif yang mahal akan sulit diwujudkan. Klien yang tepat adalah klien yang sudah terbiasa melaksanakan promosi dengan budget tertentu setiap tahunnya.

Ini juga alasan Petakumpet harus membuka kantor representatif di Jakarta.

P: Bagaimanakah peran agensi dalam mengedukasi masyarakat?

A: Peran perusahaan kreatif untuk mengedukasi masyarakat itu sangat besar. Apalagi untuk menumbuhkan creative industry dengan lebih cepat. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah memperbanyak Creative Giving. Artinya agensi yang punya kreativitas, tokoh periklanan, peraih award bahkan mahasiswa semester 1 – atau siapapun -yang mempunyai ketrampilan dan pengetahuan tertentu melakukan sharing ke lebih banyak audience, itu semua tanpa biaya. Dalam waktu yang tidak terlalu lama kalau gerakan ini dilakukan oleh para pelaku industri kreatif akan membuat perubahan yang sangat fundamental dan massif untuk meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap kreativitas, agar perkembangan industri ini lebih dahsyat lagi di masa depan.

P: OK, terima kasih sharing-nya Mas. Udah malam nih, sampai jumpa lagi.

A: Sama-sama, semoga manfaat yaa…

Jam menunjukkan pukul 23.26, malam sudah semakin larut. Kesibukan di kantor Petakumpet Jakarta masih berdenyut. Sayapun pamit sambil teringat sebuah quote: orang-orang yang sukses itu berfikir dan bekerja keras hingga larut malam, saat yang lainnya sedang tidur pulas.

Tuesday, October 06, 2009

Kampanye Promosi Kedaulatan Rakyat 2009

Versi Pinasthika

Versi Reformasi

Versi Hardiknas (Vertikal)


Versi Hardiknas (Horisontal)

Versi Gong Xi Fat Cay


Klien: PT. BP Kedaulatan Rakyat
Agency: Petakumpet
Ilustrasi & Digital Imaging: Petakumpet

Monday, September 07, 2009

Petakumpet, dari Komunitas Menjelma Jadi Biro Iklan Papan Atas

Good is not enough!

Ya, Bagus saja tidak cukup! Begitulah slogan yang dikibarkan Petakumpet. Sebuah perusahaan yang sangat percaya bahwa berjualan ide adalah bisnis sangat mahal meski hanya bermodal nol besar.


KARYA-karya Petakumpet yang banyak terpampang di berbagai sudut Jogjakarta, media, maupun di tempat-tempat strategis sebenarnya sudah menggambarkan sebesar apa perusahaan itu. Belum lagi, sederet penghargaan yang berhasil disabet dalam berbagai kompetisi di dunia periklanan. Tapi, siapa yang menyangka kelahiran PT Petakumpet berawal dari sebuah komunitas.

Petakumpet berangkat dari sebuah komunitas mahasiswa Desain Komunikasi Visual FSR ISI Jogja angkatan 1994. Terbentuk kali pertama sebagai sebuah komunitas pada 1 Mei 1995. Komunitas itu hanya bermarkas di studio kecil di Pakuncen, Jogja. Anggotanya kurang lebih 25 orang. Kala itu, order kecil-kecilan mulai didapat dengan promosi dari mulut ke mulut.

Waktu itu banyak anggota masih aktif sebagai mahasiswa ISI Jogja. Sejak membentuk studio kecil tersebut, anggotanya kuliah sambil bisnis kecil-kecilan. Antara lain, memproduksi stiker, sablon, poster, spanduk, dan komik. Mereka bermimpi di kemudian hari menjadikan Petakumpet sebagai tambang uang.

Demi mengejar mimpi, seluruh order dan usaha pengembangan bisnis dilakoni. Akibatnya, banyak ''penghuni'' Petakumpet yang memutuskan cuti kuliah tanpa batas waktu yang jelas. Mereka kompak mengejar mimpi-mimpi itu. ''Hanya bermodal keberanian dan semangat, dipadukan dengan kerasnya dengkul,'' ujar Executive Creative Director PT Petakumpet Creative Network Arief Budiman.

Namun, siapa sangka, itu merupakan awal berdirinya Petakumpet yang mulai dikenal di kalangan periklanan. Sejat saat itu, Petakumpet mulai aktif mengadakan atau mengikuti pameran sebagai wujud komunikasi dan interaksi melalui media desain grafis dan ilustrasi. Aktivitas tersebut mampu mewarnai setiap individu di dalamnya. Mereka menjadi memiliki keterikatan secara moral dan etika untuk menjaga nama baik komunitasnya.

Konsep studio juga memberikan banyak kemudahan dan kebebasan. Namun, ikatan yang longgar bagi anggota justru menyebabkan kelambanan bergerak, kesulitan pengelolaan, dan mengganjal pertumbuhan komunitas menjadi besar. Akhirnya, malah banyak anggota yang mengalami keputusasaan sehingga tak sedikit yang sibuk dengan usaha sendiri-sendiri di luar.

Dari gejala-gejala itulah, muncul pemikiran bagaimana agar energi kreatif yang dimiliki anggota lebih efektif. Dari situ mulai berpikir membuat nama Petakumpet dikenal lebih luas, serta memperbaiki manajemen. Tak bisa hanya mengandalkan bentuk komunitas yang kalau pekerjaannya selesai, untungnya langsung dibagi-bagi. ''Kalau koordinatornya adil, kemungkinan tak menjadi masalah. Kalau tidak, bisa bertengkar hebat antarteman,'' imbuh Arief.

Lalu, pada September 1999, lima orang di dalamnya, Arief, Itok, Eri, Yudi, dan Bagoes, sepakat mereinkarnasi komunitasnya menjadi perusahaan bernama Petakumpet AIM (advertising, illustration, multimedia). Dengan berubah menjadi perusahaan, mulai ada aturan main, prosedur kerja, job description, sekaligus upah yang jelas. Dengan hanya bermodal dua komputer 386 DX, satu scanner, satu printer, dan sebuah kompresor, markas dipindah dari daerah Pakuncen ke rumah yang harus ditempuh melewati gang sempit di daerah Sorowajan.

Dalam perkembangannya, kata Arief, perusahaan itu melewati berbagai rintangan yang tak bisa dihindari. Di antaranya, ketiadaan modal yang cukup serta SDM dan link bisnis yang terbatas. Berkat semangat untuk maju, berbagai tantangan berhasil dilalui. Singkat cerita, dengan semangat itulah, pada 7 Maret 2003, perusahaan kecil tersebut resmi menjadi badan usaha berbentuk perseroan terbatas dengan nama PT Petakumpet. Dengan staf yang sudah mencapai 45 orang, perusahaan itu memiliki armada yang lengkap untuk memberikan servis kreatif di bidang AIM.

Arief dan kru Petakumpet yang lain sepakat menganggap bisnis ide adalah bisnis yang paling murah karena tak harus mengeluarkan modal rupiah. Tak disangka, pertumbuhan Petakumpet begitu cepat. Jumlah kliennya terus bertambah. Dari awalnya 12 institusi dan personal, kini lebih dari 350 klien. Petakumpet juga sudah memiliki dua kantor besar di Sleman, Jogja, dan di Bellagio Boutique Mall, Mega Kuningan, Jakarta. (nis/jpnn/oki)

Sumber: Jawapos, Minggu, 06 September 2009

Thursday, August 27, 2009

Thursday, August 13, 2009

Gudang Garam Merah Spektafest 2009

Client: PT Gudang Garam, Tbk / Agency: PT. Petakumpet Creative Network / Production House: RT Films / Director: Teddy Suryaatmaja

Tuesday, August 11, 2009

Dari Pinasthika 2009


T Shirt Jogja Dog Day
Finalis T Shirt (Graphic Design)

Poster Sambel Bledheg Super
Finalis Poster (Graphic Design)

Poster KINGKOMP Yogyakomtek
Finalis Poster Event (Graphic Design)


Poster DELTOID Body Building

Silver Award (Bawana)

Company Profile UK Petra

Gold Award (Graphic Design)

Petakumpet terpilih sebagai The Most Creative Graphic Design Agency di Pinasthika 2009. Terima kasih untuk seluruh kerja keras teman-teman di Kreatif (Dedy Rokkinz, Danan Mc. Kagan, Husny, Adit, Emyr, Bimalizer, Yudi) dan bantuan tim Petakumpet di departemen lain atas pencapaian ini. Next time, we will do better lah. As always :)

Sunday, July 05, 2009

Promo BTL GGM 2009




Klien: PT. Gudang Garam, Tbk
Agency: Petakumpet
Photography: Roby Agus

Tuesday, June 30, 2009

TVC Gudang Garam Merah



Agency: PT Petakumpet Creative Network // Client: PT. Gudang Garam, Tbk // Director: Iman Brotoseno // PH: Orangewaterland

Wednesday, May 06, 2009

Iklan Koran Merapi 'Pancen Komplit Plit'




































Klien: PT. BP Kedaulatan Rakyat / Agency: Petakumpet / Fotografi & Digital Imaging: Petakumpet

Monday, April 06, 2009

Corporat ID Radio SS FM Semarang




Klien: Radio SS FM Semarang | Agency: Petakumpet | Art Director: Danan Sulthony | Graphic Designer: Emyr Namara

Sunday, February 01, 2009

Dari Nikahannya Danan & Putri






Danan akhirnya menikah. Seisi kantor akhirnya ke Solo. Dan mereka berbahagia selamanya, baik di rumah maupun di kantor. Yuuuuuk.....