Sunday, June 08, 2008

Jangan Lupa Beli Concept 23



Berangkat dari brief yang mengusung tema Environmental Graphic Design (EGD) maka Cover Majalah Concept Edisi 23 kali ini mengambil tema pasar tradisional yang hiruk-pikuk dengan banyaknya signage petunjuk arah dan tempat yang tidak dihiraukan orang-orang, tertutupi oleh ramainya pasar, atau bahkan malah dimanfaatkan penjual sebagai tempat mangkal. Hal itu menunjukkan bagaimana mengoptimalkan EGD itu sebagai alat bantu visual pada suatu tempat, apalagi di pasar tradisional yang begitu riuh dan bebas. Secara keseluruhan, perspektif sketsa mengambil angle bird view, namun untuk mendapatkan angle seperti itu semuanya dimulai dari bawah, lalu dengan kemampuan improvisasi Yudi Sulistya (Senior Illustrator Petakumpet) yang memang sudah terbiasa dengan hal itu, menjadikan pengerjaan itu mengalir begitu saja.

Referensi yang diambil untuk mendapatkan suasana penjual makanan, perkakas, burung, warung sembako/kelontong, dan lain-lain yang tradisional dan unik tak lepas dari suasana pasar di Jogja diantaranya: Pasar Beringharjo, Pasar Ngasem, dan Pasar Malem Sekaten, tidak termasuk Pasar Kembang. Anda tahu lah mengapa. He he he… Suasana pasar dirancang berada di antara bangunan tua yang masih bertahan di Jogja, kemudian untuk membuat keadaan menjadi lebih hingar bingar lagi (dan Jogja banget), maka ditambahkan aksi copet yang sedang dikejar-kejar massa, Satpol PP, kinciran Petruk-Gareng, sinden keliling, sampai punk jalanan dan anak yang sedang bermain layangan di atap. Dunia binatangpun turut ambil bagian lewat parade kejar-kejaran ayam dan kucing di atas atap.


Sedangkan untuk logo CONCEPT sendiri di-develop menjadi sebentuk signage traditional promotion pada rangka bambu yang sedang dipasang oleh para tukang.

Proses penciling dan inking hanya mengandalkan pensil mekanik dan pena Drawing 0.1 kemudian setelah di-scan, proses pewarnaan pun dimulai dengan Adobe Photoshop CS2. Kolaborasi coloring antara M. Arief Budiman dan Yudi Sulistya (bayangkan sendiri teknik mewarnanya seperti apa), menghasilkan nuansa pasar yang riuh tapi eksotis.

Pewarnaan dimulai dari yang sederhana yaitu menentukan warna dasar objek, lalu blocking area seleksi, dan dilanjutkan pewarnaan objek yang disesuaikan dengan pencahayaan dan bayangan (lighting and shading). Setelah terisi semua, barulah ditambahkan warna-warna untuk detail object dan texturing.

Pada tahap akhir, barulah dimasukkan sign system yang telah disiapkan oleh Dedy aka. Rokkinz dengan teknik digital composing.



Teamworkz:
- Dedy aka. Rokkinz (art direction)
- Yudi Sulistya (pencil, ink, colour)
- M. Arief Budiman (colour)
- Husni Mu’arif (copy writing)

Sunday, June 01, 2008

Kolase Curahan Hati



Di salah satu dinding departemen kreatif yang dikelilingi kaca, ada sebuah space berukuran 1,5 x 2 m yang akhirnya menjelma semacam majalah dinding, yang justru makin sering mengarah sebagai pelampiasan penyakit narsis yang tak kunjung sembuh. Ini sebuah media yang bebas untuk berekspresi (atau bebas juga untuk sekedar tersenyum kecut melihatnya). Kreativitas dan kegilaan sesaat butuh ruang: di dinding ini curahan hati mereka. Yang mendayu-dayu dan meratap pilu meskipun diekspresikan secara garang. Tak selalu manis memang, tapi juga melulu pahit. Yang paling sering: noraknya itu!