Saturday, February 25, 2006

Good is Not Enough

Rebuild Our Corporate Culture

Latar Belakang

Sumber daya manusia dalam sebuah organisasi dapat diandaikan sekumpulan tombak. SDM yang kompeten (tombak yang runcing ini) arahnya sering ke mana-mana. Tugas budaya perusahaan adalah mengikat mereka dalam satu arah, sehingga mempunyai "daya dobrak" yang tinggi dalam persaingan.

Budaya perusahaan sekarang menjadi salah satu tema sentral dalam pengembangan perusahaan. Budaya perusahaan bukan hanya dipandang sebagai warisan masa lalu belaka, tetapi juga harus direkayasa dan ditempatkan sebagai strategic tools untuk mencapai tujuan perusahaan dan sebagai andalan daya saing. Hampir semua aspek pengembangan perusahaan selalu terkait dengan budaya perusahaan.

Ketika krisis melanda negara kita, banyak perusahaan dijual, diambil alih dan dimerger. Masalah perbedaan budaya perusahaan dan bagaimana mengatasi perbedaan itu menjadi masalah yang menonjol. Berbagai merger antar bank juga menyisakan api dalam sekam berupa rendahnya trust secara horisontal maupun vertikal dalam jajaran SDM, akibat belum tuntasnya konsolidasi budaya perusahaan. Dalam proses akusisi dan merger, masalah budaya perusahaan memegang peran kunci bagi keberhasilannya.

Beberapa program Kerja Sama Operasi juga banyak yang terhambat, karena masalah budaya perusahaan. Padahal perkembangan bisnis ke depan memang diwarnai oleh network organization, yang didorong oleh keinginan menggabungkan kompetensi masing-masing untuk mendapatkan nilai terbaik bagi pelanggan. Dan batu sandungan terbesar adalah perbedaan norma yang bersumber dari perbedaan budaya perusahaan masing-masing organisasi.

Krisis juga menyadarkan perusahaan untuk berbenah diri dan melakukan perubahan yang signifikan. Padahal dalam pengembangan organisasi, tak akan ada keberhasilan tanpa dukungan budaya perusahaan yang sesuai. Misalnya kualitas produk dan kualitas jasa service quality dapat diciptakan dengan dukungan quality-centered culture, sebuah budaya yang menempatkan penyajian jasa dan produk yang customer driven sebagai proses pendukung untuk continuous improvement.

Dalam melakukan corporate culture engineering bukan saja dituntut keahlian dalam bidang pengembangan organisasi, tetapi juga pemahaman yang baik dalam bidang antropologi. Program ini akan bersentuhan dengan elemen-elemen sebuah budaya perusahaan seperti nilai-nilai, heroisme, ritual dan jaringan kultural. Proses sosialisasi harus melewati pengkajian secara mendalam, memilih bauran sarana sosialisasi yang paling tepat, dan mengemasnya dalam sebuah program terpadu, yang dapat dievaluasi dan dikontrol efektivitasnya.

Sebagai sebuah perusahaan kreatif yang diharapkan bisa dibawa ke publik suatu hari kelak, PT. Petakumpet dituntut untuk memiliki corporate culture yang kondusif bagi tumbuh suburnya ide-ide segar dari seluruh elemen perusahaan di dalamnya.Sekaligus juga untuk menempatkan semangat komunitas dan kebersamaan dalam frame korporat yang tepat, sehingga tidak saling berbenturan (destruktif) tapi saling melengkapi (konstruktif).

Karena corporate culture menyangkut hal yang paling mendasar sebelum perusahaan berkembang lebih besar lagi, maka diperlukan perhatian dan upaya yang sangat serius dari semua pihak yang dikoordinasikan oleh manajemen secara kontinyu dengan target pencapaian yang ditentukan. Untuk itu diperlukan konsep umum maupun teknis untuk menerapkan strategi membangun corporate culture.

Visi Perusahaan

Membuat hidup lebih menarik dengan terus menciptakan ide-ide segar. Setiap hari.

Program membangun corporate culture ini diharapkan dapat mengkomunikasikan visi ini sehingga menjadi spirit yang menggerakkan seluruh elemen perusahaan untuk terus melaksanakan perbaikan dan menciptakan kemajuan dalam operasionalnya setiap hari.

Misi Corporate Culture
1. Membangun sistem korporat yang bersih, efektif dan progresif
2. Menjadi biro iklan paling kreatif dalam skala nasional
3. Become The Most Admired Company dalam skala nasional

Rencana Umum
Membangun budaya disiplin, bersih, hemat // Mewujudkan environment yang kondusif untuk berkembangnya ide-ide segar // Menciptakan lingkungan profesional yang bekerja keras, berinisiatif dan bertanggung jawab // Membangun budaya ramah dan murah senyum

Tema Sentral: good is not enough
Manajemen akan mengarahkan semua staf untuk mengembangkan dan menunjukkan kemampuan terbaiknya dalam day to day operations. Manajerial akan mengarahkan staf dengan kemampuan dan sifat terbaik dalam sebuah teamwork yang kuat dan saling melengkapi. Tanpa adanya saling pengertian antar seluruh elemen di perusahaan ini, akan sulit dicapai tujuan yang telah kita tetapkan di Direktorat. Mereka memang diberikan pressure yang cukup, sekaligus reward dan punishment yang sesuai. Sebagai pelengkap dari tema besar Good is not enough, ada tiga hal yang menjadi target kita tahun ini dalam lingkup corporate culture:

Great Attitude
Termasuk penerapan budaya disiplin, bersih, hemat

Great Skill
Meningkatkan kemampuan di bidangnya masing-masing dan kemampuan bekerjasama lintas departemen.

Great Company
Dari dua hal di atas, kita bisa mulai membangun perusahaan yang dihormati karena memiliki keunggulan dan daya saing tinggi, lewat system komunikasi yang sehat dan terbuka baik di internal maupun eksternal

Penutup

Semoga ini menjadi upaya awal yang akan membuat perusahaan kita menjadi: The Most Admired Company paling tidak dalam tataran nasional. Ini target yang serius, tanpa bermaksud melebih-lebihkan. Sebuah alasan yang cukup bagus kenapa kita semua harus bangun pagi dan berangkat ngantor setiap hari.

No comments: